Peralihan musim biasanya akan diiringi oleh peningkatan jumlah nyamuk, yang berarti sangat memungkinkan naiknya kasus DBD. Selama bulan Januari petugas sudah menemukan sebanyak 4 kasus positif DBD dan telah di tindak oleh petugas puskesmas serta DKK Padang. Tindakan yang telah dilakukan berupa fogging dan screning jentik di sekitar rumah penderita DBD. Benar saja, petugas menemukan wadah berisi jentik disekitar rumah pnderita. Pada bulan ini (Februari) sudah ditemukan 12 kasus di wilayah kelurahan yang lain. Kasus yang telah ditemukan tersebut pun juga telah mendapat tindakan fogging, screning DBD dan penderita juga telah mendapat tindakan medis.
Trend kasus DBD kini sudah mulai naik di wilayah Kecamatan Padang Timur, maka sebagai langkah untuk mencegah peningkatan kasus DBD tersebut Inovasi dari Puskesmas mulai dilaksanakan yaitu, “Pembentukan Serdadu Jentik”. Serdadu jentik adalah program kesehatan puskesmas berbasis pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini adalah anak SD. bentuk kegiatannya adalah edukasi kepada anak SD agar mereka tau mampu melakukan tindakan pemantauan dan pembasmian jentik di wilayah kelurahan tempat Sekolahnya berada. Tanggal 19, 20, 21 februari lalu telah dilakukan edukasi dan pembentukan tim Serdadu jentik di 3 SD yaitu SD 24 di Kelurahan Jati, SD 17, dan 35 yang berada di Kelurahan Kubu Dalam Parak Kerakah.
Karena kita memahami bahwa langkah pencegahan terbaik untuk mencegah terjadinya kasus DBD adalah dengan melakukan intervensi pada telur dan jentiknya agar tidak menjadi nyamuk. Maka dari itu dengan adanya serdadu jentik kita berharap angka DBD akan mampu diturunkan. Ditahun 2018 Puskesmas Andalas berhasil menurunkan angka DBD lbih dari 50% dari tahun seblumnya dengan mengerahkan serdadu jentik. Target yang dipasang ditahun ini kasus DBD juga lebih rendah dari tehun sebelumnya. Karena tidak hanya “Serdadu Jentik” yang akan dikerahkan namun juga “Bundo Peduli Jentik” yang dalam waktu dekat akan di lakukan.